-->

Monday, 9 January 2012

-ROUTINIZED TRAP-


Alias Jebakan Rutinitas, hal yang seringkali dirasakan oleh para pegawai kantoran atau terkadang PNS, masuk jam 7 atau 7.30 pagi dan pulang sekitar jam 2-4 sore. Dengan aktivitas yang sama dengan kemarin dan kemarin nya lagi. Beberapa hari ke depan pun juga masih melakukan aktivitas yang sama atau hampir sama. Begitulah, berulang dan berputar. Sampai nanti waktu pensiun tiba, terus dan terus seperti itu....

Jikalau PNS nya yang ‘gerak‘ kayak guru atau tenaga medis, kayaknya lebih enak, lha yang di kantor, duduk manis melipat siku or menatap layar PC yang gak mau juga tersenyum (emang PC bisa tersenyum??) walau yang di depannya udah cantik or cakep gak karuan (pegawai tadi maksudnya)...haha. Itu berarti Anda harus segera menyelamatkan diri anda sesegera mungkin. Kok bisa? Pasalnya segala hal yang diam‘ itu tidak akan baik untuk masa depan kita. 


Kalau mau dilihat lebih dekat, para pekerja dengan pekerjaan yang rutin seperti itu kebanyakan pelariannya kepada games or nge gosip ria kesana dan kemari. Mendingan yang di kantornya ada fasilitas jaringan LAN atau dia yang gak gaptek2 banget mau buat membeli modem, bisa searching kemana mana. Menambah ilmu terutama akses berita dunia dan lokal yang terupdate, mencari jawaban atas pertanyaan yang berseliweran berkali – kali di benak kita (tanya mbah Go*gle aja) bahkan bisa menambah teman juga...haha alias menggunakan jejaring sosial kayak bukuwajah, suratyah*o dsb. But, di beberapa kantor ada yang memperbolehkan ada juga yang tidak memperbolehkan beberapa jejaring sosial dengan alasan mengurangi keseriusan dan fokus kerja. Okay, disini kita gak akan bahas boleh tidaknya fasilitas tersebut digunakan pada jam-jam kantor, but kita kembali membahas impact –jam nganggur-  ke masing masing pekerja tadi. OK Check it out.!!

Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihat supaya menetapi kesabaran. 
“(Q.S. Al-’Ashr : 1-3)

Manusia memang benar benar dalam kerugian jika dia tidak menfaatkan waktu yang dia miliki sebaik mungkin, pertanyaannya sebaik apa??? Beberapa orang beranggapan sudah menggunakan waktunya sebaik mungkin dengan ukuran baik menurut kebanyakan orang. Jika seseorang tersebut berada dalam situasi dan lingkungan yang tidak mendukung (baca : buruk) dan kebetulan dia juga memilih berpikiran sama dengan kawan-kawan di sekitarnya. Maka....... sudah dapat dipastikan waktunya terbuang sia-sia. 

Kembali kita hubungkan dengan para pekerja rutin yang telah kita singgung di atas, jika terus menerus menganggap ‘ya beginilah kerjaan kantoran...’ atau ‘mau gimana lagi wong semua orang melakukan hal yang sama..’ atau lebih parahnya ‘ngikut temen-temen aja deh biar dianggap cepet beradaptasi...’ Wah..ini dia yang membuat orang – orang berdas lulusan Unair, ITB dan ITS dan lain-lainnya menjadi tidak cerdas lagi (pinjem kalimat pak Rhenald Kasali dalan JP). Menikmati, itu tadi salah satu hal yang saya rasa berperan besar dalam menghilangkan jejak – jejak kecerdasan dari beberapa lulusan perguruan tinggi ternama di Indonesia tersebut. Sepintar dan secerdas apapun (bedakan antara cerdas dan pintar) seseorang jika dia kehilangan ‘sense of struggling’ maka kedua hal tadi juga akan ikut meluntur. Ketika mau menjalani kilas balik bagaimana dulu usaha mereka menapaki terjalnya persaingan masuk perguruan tinggi hingga dia dinyatakan sebagai alumni perguran tinggi, tentunya tidak lepas dengan ‘sense of struggling’ tadi. Iklim antara rekan – rekan mahasiswa dan iklim belajar menjadi salah satu penentunya. Ketika telah berada di lingkungan kerja yang tentu saja berbeda (apalagi yang berada di kantoran tadi dan beberapa pekerjaan tetap) kadang kita tidak menemukan suatu tantangan disana..wong kerja rajin dan gak rajin juga sama aja gajinya...mending pakai prinsip ekonomi (kagak bener nih pola pikirnya, masak pengen keluarin tenaga sekecil mungkin buat dapat hasil segedhe mungkin..??). Tapi itulah kenyataannya. 

Ada beberapa hal yang saya rasa tetap bisa menjaga sense of struggling kita, jika kita tetap memiliki sense of struggling tadi, routinized trap gak akan bisa merampas kehidupan kita yang sangat berharga ini, yaitu ide dan kreatifitas.
1.       Memiliki target / peta hidup / prioritas
Dengan peta hidup akan lebih tertata capaian masa depan kita, mengambil sesegera mungkin kesempatan yang ada hubungannya dengan cita kita dan meninggalkan segala hal yang bakalan merancukan cita kita. Dengan peta hidup ini juga akan dapat kita definisikan seberapa persen kita harus konsen di ‘pekerjaan rutin’ kita dan konsen juga di targetan kita lainnya.
2.       Biasakan tidak menikmati
“Ketahuilah bahwa kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang terluang, maka bantulah saudaramu untuk menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya dan jika engkau punya tugas selesaikanlah segera.” (Hasan Al Banna). Setiap merasa kita ‘santai’ dalam pekerjaan kita, segeralah cari kesibukan lain untuk mengisinya. Meningkatkan kapasitas otak, menulis, atau bahkan membuka peluang usaha lainya (berbisnis).
3.       Berusaha men-split waktu
Mensplit waktu kita menjadi sangat-sangat padat, mencari kesibukan di luar pekerjaan rutin kita. Bukan bermaksud mencari ‘ceperan’ lebih, tapi untuk menjaga si otak terus sibuk dan menambah rumit jaringan ‘kabel’ di otak kita. Perlu ‘sedikit’ kelebihan untuk dilakukan daripada kebanyakan orang untuk menjadi orang sukses.

Selamat mencoba. Wallahu a’lam



2 komentar:

Spirit said...

Dan memang inilah kenyataan hidup yang sesungguhnya ^^... Memang menjadikan kejenuhan atau kelelahan itu jenuh sendiri atau lelah sendiri menjangkiti kita gampang2 susah yo... Ayyooo qt atur lagi jadwal qt.. :) bikin kalender targetan plus agenda sndiri...hehe

nuansa titi said...

Spirit : kelihatannya mbk ini selalu spirit :D. baiklah, mari kita bertarung dengan kenyamanan yang bisa membuat lalai. Matur nuwun sudah berkunjung.... :)

Post a Comment

Komentar

Mari Budayakan Baca dan Tulis Hingga Akhirnya Memberikan Kemanfaatan Untuk Orang Lain. Powered by Blogger.