-->

Monday 16 January 2012

KETERGESAAN KITA, KEDANGKALAN KITA*


            Manusia kadang bertanya tentang eksistensi diri dan fungsinya dalam kehidupan. Beberapa hal ‘aneh’ yang dilakukan oleh banyak manusia misalnya seperti ini : Orang Indonesia (kota) membuat rumah yang tertutup rapat (yang otomatis panas) kemudian membeli AC, beberapa AC dipasang di kamar mereka dan mereka kedinginan kemudian membeli selimut yang tebal seperti yang dipakai di negara dengan musim dingin biar tidak kedinginan. Apa tujuannya membeli AC ? mencari rasa dingin, lalu kedinginan, lalu berselimut. Semua hal ini mencerminkan betapa kurang bersyukurnya manusia terhadap anugerah Allah Swt.

          Anugerah Allah Swt. di negara tropis seperti Indonesia adalah suhu panas musim kemarau, namun selain itu kan masih ada waktu2 berangin (banyak angin). Para penjajah dulu membangun rumah yang sangat lebar dan tinggi, begitu juga jendelanya. Kita sekarang malah membangun rumah yang beratap rendah, pintu sempit hampir tanpa jendela, trus memasang AC.
Dalam dunia media dan telekomunikasi, dulu nenek atau kakek kita pergi ke layar tancap, atau kedua orang tua kita pergi ke bioskop dengan mengajak anak-anaknya agar bisa menonton bersama. Sekarang setelah ada televisi yang beremote control, malah saluran televisi dijadikan rebutan channel, bukan diambil nilai kebersamaannya. Bahkan beberapa keluarga membeli TV khusus untuk masing – masing kamar.

         Berlanjut ke teknologi komunikasi yang berkembang pesat. Orang Indian pernah meramalkan “Ada suatu masa kalian akan mendengarkan dinding berbicara”, dan ternyata benar, perwujudannya adalah pesawat telepon yang sering kita gunakan. Teknologi komunikasi yang sedang in pada masa ini adalah Black Berry (BB) (dan sebenarnya merk lain yang sama fungsinya dengan BB). Terdapat beberapa pengalaman negatif dan positif tentang BB. BB memang mempercepat urusan, namun beberapa kali justru menghambat pekerjaan. Terlalu konsentrasi pada pada alat seukuran genggaman kita ini, urusan besar bisa saja terbengkalai. Sebelumnya penulis rajin buka email, menjawab, memfollow up, semua urusan berjalan lancar. Setelah mememiliki BB semua email dan info lainnya (FB, Twitter) langsung masuk, apapun kondisi penulis saat itu, pasti langsung direspon (soalnya berbunyi ‘cling’ terus). Karena informasi sudah diterima, akhirnya penulis tidak lagi rajin membuka email dll, padahal yang paling penting adalah bagian memfolow up i nya. Sayangnya keputusan untuk tidak rajin membuka email ini berdampak pada terlambatnya mengerjakan hal-hal lain. SEMUA INFORMASI DIRESPON SECARA DANGKAL DAN CEPAT lewat media ini. Dan sayanganya semua orang mengira itu sudah cukup. Tak ada kedalaman berpikir, merenungkan respon, merenungkan jawaban yang lebih bernas. Semua terkesan cepat, dangkal dan ringkas.

        Di buku terbitan Mizan berjudul “Shallows” (Orang - Orang Dangkal atau Kedangkalan) menggambarkan bagaimana manusia dikendalikan oleh gadget. Ketika sedang melakukan suatu hal kemudian BB disamping kita dan berbunyi ‘cling’ maka kita cenderung akan meresponnya. So, semua pekerjaan utama terbaikan. Kata Ninok Leksono, wartawan senior Kompas, “Dibutuhkan waktu setidaknya 15 menit untuk kembali konsentrasi pada apa yang sebelumnya kita kerjakan”. Hal inilah yang menurut Ninok dan buku Shallows tadi dengan CPA (Continuous Partial Attention : keterpecahan konsentrasi secara terus menerus) atau Syndrome Partial Attention.

-Continuous Partial Attention-
          Inilah yang sekarang dialami banyak orang. Keterpecahan konsentrasi, kurangnya kedalaman berpikir, fokus sering berpindah pindah dari satu subjek ke subjek lain. Satu belum selesai, pindah ke lainnya. Tantowi Yahya yang juga salah seorang anggota DPR mengusulkan, “Kalau begitu saat mengerjakan sesuatu kita mesti menutup BB ya?”. Dijawab oleh Ninok “ So, What the point of having BB?” “Bukanlah BB dimiliki untuk tujuan kecepatan ?”  “Kalau BB disingkirkan sementara kan lebih baik kembali pada masa hidup sebelum punya BB?”.

          Inilah paradoks kemajuan, seperti yang diilustrasikan dengan rumah ber AC di awal tulisan ini. Membangun rumah berdinding rapat, membeli AC kemudian berselimut tebal. Kita membeli BB agar pekerjaan cepat, tapi ternyata malah menimbulkan CPA, maka sesekali BB harus di silent atau dibalik (supaya kedipannya tidak mengganggu konsentrasi kita). Pada ujungnya, lalu apa gunanya punya BB kalau harus disingkirkan pada waktu tertentu? Bukankah BB memang ada untuk kecepatan respon dan tindakan?.

          Semua terpulang kepada kita, apakah akan dikendalikan atau mengendalikan gadget. Apakah mensyukuri pemberian Tuhan atau masih ingin lebih seperti lainnya. Penulis sendiri sudah memutuskan untuk kembali disiplin membuka inbox email 2-3 kali sehari dan TIDAK HARUS MERESPON BB SAAT ITU JUGA. Teknologi adalah pencapaian akal manusia, akal manusia adalah karunia Tuhan. Kita memang patut mensyukuri kemajuan teknologi yang memudahkan kita menjalani hidup. Namun jangan sampai kemudahan ini mengurangi harkat kemanusiaan kita.

·         Tulisan ini ditulis oleh Ibu Sirikit Syah, beliau adalah pengamat media dan pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Unair, pendiri dan direktur Lembaga Konsumen Media – Media Watch dalam Warta BAZ Jatim Edisi 116 November 2011 (dengan sedikit perubahan).

0 komentar:

Post a Comment

Komentar

Mari Budayakan Baca dan Tulis Hingga Akhirnya Memberikan Kemanfaatan Untuk Orang Lain. Powered by Blogger.