Sore itu, 2 Maret
2013.
Di sebuah PAUD
terlihat seorang ibu menata bangku dan meja. Ibu tersebut hamil 9 bulan, saya
memarkir motor dan segera menghampiri ibu tersebut. Ramah sekali beliau, tak
lupa salaman dan kecup kanan kiri.. Hari itu waktunya Sekolah Ibu (Sekbu) di
daerah Manyar Tegal, dekat kosan saya yang lama.
Saya segera
mengubungi pembicara hari itu, karena langit sudah nampak gelap, nampaknya
hujan akan turun sebentar lagi..ternyata pembicara tersebut masih dalam
perjalanan, bersama anak dan suaminya, namanya Mbk Dina. Hmm...beliau punya
anak perempuan berusia sekitar 2 tahun, Aisyah, jadi ingat lagunya
Bimbo..Aisyah Adinda kita...yah sayangnya hari itu dia tidak diajak turun, tapi
langsung melambaikan tangan pada bundanya, karena akan menemani ayahnya
mengajar ngaji, wihh..anak yang pintar..
Tak berapa lama,
peserta telah berkumpul, sejumlah 11 orang ibu-ibu, ada yang tua maupun muda,
riuh sekali, karena sudah hampir 5 bulan sekolah ibunya tidak jalan.
Hwah..selama ini kemana aja saya dan kawan2..?? jadi malu mengingat semangat
mereka dalam menyambut kami, bahkan di akhir mereka sendiri yang request
mengadakan acara ini sebulan dua kali (padahal awalnya mintanya sepekan sekali,
waah..saya masih2 itung2 SDM ni, saya yang gak bisa handle per pekan...daripada
gak optimal akhirnya saya putuskan dua pekan sekali dulu saja).
Jreng jreng jreng....
Pada hari Sabtu
kuturut teman2 ku, naik motor istimewa kubonceng snacknya, kududuk sendiri dan
melaju dengan kencang, mengendara motor supaya cepat sampainya, her,,,cuk cik
cak cik cuk cik cak cik cuk cik cak cik cuukk.. *pakai nada lagu Naik Delman :D
Nah ni die
ceritanye,
Waktunya bikin
hantaran pengantin...
Hantaran
pengantin yang dipelajari (Praktik) buat Sekbu kali ini adalah yang berbentuk
burung merak. Wah baru tahu kalau ternyata simple buatnya. Jadi kecele setelah
semalam berbelanja berbagai macam aksesoris, ternyata mayoritas gak kepake, tak apalah bisa buat lainnya, mekso biar
kreatif memanfaatkan, hehe :)
Tentang alatnya
dulu yaa, hhooaam,,sambil menguap karena nulis di tengah malam, tiba2 muncul insting nulis, hihihihi :)
Alat dan bahan :
jarum pentul, kertas koran (pake yang ukuran lebar dan tebel aja), jarit
(semakin kaku dan baru, semakin baik, tapi tiap buat hantaran pengantin kan otomatis baru kan ya jaritnya??), mata-mataan, karet gelang, udah, itu
aja.. :)
Berikut ini
langkahnya :
Cantik bukan...???!!
Berminat mencoba..???
Atau berminat memesan ??!!
Bisa hubungi sms/whatsapp : 085648289239.
Untuk pilihan bentuk lainnya tunggu posting saya selanjutnya yaaa... :)
Disini nih.. : Klik yaaa...
1. Jarit di jeber dan dilapisi dengan koran, kemudian koran dilapisi lagi dengan jarit. Lihat lipatan. |
2. Lapisan yang ada korannya tadi di lipat2 sepeti membuat kipas, rapatkan dengan karet gelang, pasang secukupnya, biarkan ujung yang tidak ada korannya menjuntai saja. |
3. Bagian yang menjuntai (tidak ada korannya) diambil pucuknya, dan dibentuk menjadi paruh burung (cukup di lipat2 meruncing saja, kasih jarum biar gak lepas) |
4. Dari bagian paruh, lilitkan sisa jarit hingga membentuk leher merak, usahakan rapi dan kaku. |
7. Siapkan merak yang hampir jadi dan lepaskan ikatan karet di bagian ekornya. |
8. Hasil jadi beberapa tangan kami :), tinggal dirapikan ekor dan bagian badan burung merak lainnya :) |
Berminat mencoba..???
Atau berminat memesan ??!!
Bisa hubungi sms/whatsapp : 085648289239.
Untuk pilihan bentuk lainnya tunggu posting saya selanjutnya yaaa... :)
Disini nih.. : Klik yaaa...
1 komentar:
Makasih mba sdh sharing ilmu.. ijin sharing di FB ku ya mba
Post a Comment