-->
Featured Article

Monday 28 May 2012

-- SKETSA KISAH WINDA --




12.10 WIB
Ruang komputer, sekelompok mahasiswa bergerombol di depan monitor nomor 5.
“Nih, flashdisk ku, gak pake virus ya..!!”
“Tau gak sih, aku sampek beli flashdisk baru gara-gara flashdisk yang kemaren kalian pinjem minta ampun virusnya, dataku hilang sukses..” Saski mengomel
“Beres”, ujar sang operator
“Din, tugasnya mana? Kemaren kita berdua lo ya yang ngerjain, jadi jangan lupa tuliskan juga namaku di halaman awal. Winda Firdausi Clara.”
“Ho oh…wes ta lah Sist, beres…”, sahut Dina

Riuh sekali acara penyatuan tugas kelompok hari itu, dan memang selalu ramai, ruang komputer gratis dengan akses internet yang juga gratis, khusus hanya buat mahasiswa fakultas ini. Di tengah keramaian tugas beserta kesibukan mengcopy editan terakhir buat bahan presentasi esok hari. Melengkinglah suara dari benda kecil, hape sejuta umat ……..Bangkitl`h negriku…harapan itu masih ada….!!.........

“Wooy…bangkit berbunyi tuh, angkat. Buruan, jelek tau nadanya, aneh!! “ Saski nerocos
“Iya..bentar Sas, dikit lagi selesai ni”, sahut Winda
“Angkat bentar napa? Nadamu lo gak gaul ah…”sambar saski
“Dasar…cerewet ….”, Winda pasang muka masam

“Waalaikumsalam, Iya halo..ini Winda, ya ya…trus? Jadi? Baik nanti sore di mushola, temen2 biar saya hubungi. Syukron”
Sedetik setelah itu,
----- 1 message received ----
Astaghfirullah….kemudian dengan cepat memencet keypad dan : send

“Jieh…di telpon ma mas ketua itu rek…”goda Saski “Sampek speechless gitu..”
“Napa Win? Kamu bicara apa sih…sampai se speechless itu? Kamu di telpon ma mas ketua itu kan? Soalnya aku mendengar kata2 planet mu ‘surkan’ ya…eh salah syukron..”.. Saski cekikikan

“Heh,,,,”Winda menghela nafasnya, “Bukan gitu Sas, negatif melulu kamu ini, emang barusan dari mas Avis, aku di telpon karena ntar ada syuro di mushola. Yang bikin aku speechless ada sms dari temenku di Jakarta, dia kumat lagi, sms negatif tentang jilbaber…” jawab Winda.

“Owh…maap deh, eh tuh, sepuluh menit lagi ada kelas, aku ke atas dulu ya..”, Saski menyahut
“Nitip tas dunk Sas, carikan tempat buatku, aku mau ke mushola bentar”, Winda menyerahkan tas nya pada Saski
“Ngapain? Sholat lagi? Bukannya tadi udah jamaah ma aku??“, Saski melongo

“Ndak, sedang pengen wudhu lagi…biar adem”
“Thanks Sas…ukhti Saski….”, ujar Winda sambil tersenyum

“Wooy…gak pake bahasa planet kallee….”, Saski merengut

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kak, nanti SMP nya kakak milih dimana? Aku diminta ke SMP 1 ma ayahku, wah, kita bakalan sekelas lagi gak ya Kak?”, Winda bertanya
Kakak ke Bogor, sekeluarga kami pindahan ke Bogor juga”, sahut kakak
Lhoh, kok ?”, dengan terkejut dan berbalik muka ke kakak
Iya maaf dek, belum sempat bilang kamu, nih, sebagai permintaan maaf, kakak belikan Silv*r Que*n Kesukaan mu...”
Winda terdiam....
Kakak...terimakasih ya atas semua bantuan kakak selama ini.....”, Winda menerima cokelat itu

Ehh...kok jadi melow gini?”
Tenang aja, suatu saat aku balik kok, jangan pernah lupakan ‘istana’ kita ini ya....”, kakak tersenyum
Sip !! Istana pasir putih akan selalu di kota ini....”, sahut Winda sambil menunduk
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Gemericik air wudhu di mushola terdengar dari sebuah kran, maklum saja, ada jadwal kuliah di seluruh kelas pada jam 13.00 WIB. Meski sepi, Winda tetap memakai kerudungnya dengan rapi dan memasang kaos kaki nya, Winda jadi ingat pernah Saski bertanya, “Ribet banget sih, kan basah lagi kaos kaki nya?” tanya Saski

Caranya dong, ya mesti basah dikit-dikit lah...tapi kan ga keliatan aurat ku, coba deh kamu liat para cowok yang berbaris rapi di depan bagian putri, wah, bisa keliatan kakiku ma mereka.” jawab Winda

Wajar kali, habis wudhu kan gitu, lagipula cuman sekilas, mana sempat mereka liat?” tangkis Saski

Saski Ulinnuha...intinya kan pada auratnya sayang, bukan pada hal yang biasa atau tidak.. kalau kamu bilang biasa, kerudung dan baju panjang itu juga gak biasa dipakai di Indonesia, masak ga mau juga pakainya? Gak kan ya?” Mbak Era menimpali dengan senyumnya.

Mbak Era adalah senior dua tingkat di atas kami, beliaulah yang menjemputku ketika pertama kali aku menginjakkan kakiku di kota pelajar ini, Subhanallah...kalem, penyandang IPK tertinggi di angkatan, dan kerudungnya rapi lagi..!! rapi menutup dada hingga pinggulnya, yang buat aku manut pada beliau adalah karena kesabarannya dalam mengarahkan adek2 yang baru mengenal Islam sepertiku, setidaknya mengenal secara pemahaman....aku dulu hanya menjalankan Islam sebatas ibadah ritual saja, belum ada kenikmatan yang kurasakan dalam agama ini, seperti yang kurasakan sekarang.

Ayo dek, udah adzan,” tambah Mbak Era

Oh Eh, iya Mbak..”jawab ku dan Saski bersamaan


Winda tersenyum sendiri mengingatnya, mbk Era sudah lulus dan kembali ke kotanya, membangun kota kelahirannya katanya...dan sekarang Winda menggantikan posisinya.

Hp Winda bergetar lagi,
---- 1 message received ----
dan wajah nya langsung berubah sedih
Winda berhenti sebentar untuk membalas sms tersebut sebelum masuk ke kelas : send

Astaghfirullah kakak...........ucapnya lirih
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Syuro di Mushola,
Baiklah kesimpulan syuro hari ini adalah memberikan pelayanan yang terbaik buat adek-adek mahasiswa baru, anggaplah mereka adalah saudara dan saudari kalian sendiri, adik kandung kalian sendiri,” Mas Avis menutup syuro hari itu, “Ada tambahan?”

“Tambahan, jangan lupa jemput bola, menghubungi adek-adek dari SMA asal kalian dan menawarkan bantuan untuk daftar ulang, jangan menunggu mereka yang menguhubungi kita, ingat-ingat, onta merah sedang menanti kalian,” lanjut Winda dengan semangat.

“Daftar kos dan kontrakan bisa menghubungi saya atau ukh Winda, lebih baik lebih banyak yang stand by di luar untuk mengantar adek-adek ke kosan ya,” timpal Azril

Ikhwah fillah.....
Baiklah, koordinasi selanjutnya mohon menghubungi masing-masing PJ
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

---- 1 message received ----
Win, pulang kapan nduk? Sudah tiga bulan kamu gak pulang
Adekmu mau ujian, bantuin belajarnya
Kemarin kakak ke rumah, dia nyariin kamu, kalian gak pernah smsan lagi to?

Winda membalas sms ibunya,
Iya Bu, pekan depan Winda pulang, kangen Andi, Andi telpon lama buat minta Winda ngajarin integral matematikanya. Winda jarang lagi sms maupun telp dengan kakak Bu.
---- 1 message sent ----

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Winda, nanti daftar ulang nya sama-sama ya, “
Oke Kak, jemput ya ?”
Hari itu kami berkumpul lagi, kakak menepati janjinya, melanjutkan SMA nya di kota ku.
Tiga tahun kami lalui dengan suka duka dan tentu saja banyak cerita,
Kami mengambil jurusan yang berbeda, kakak memilih IPS dan aku IPA
Hubungan kami semakin dekat meski kami tidak sejurusan, kami sering berkunjung kerumah masing-masing, begitupun kedua orang tua kami, sangat menerima persahabatan kami.
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Setelah beberapa hari Winda berpikir, dia memutuskan menghubungi Mbak Era, via sms.

Assalamualaikum...Mbak Era, sedang sibuk gak? Winda mau curhat dikit, hehehehe
Waalaykumsalam, OK jam 2 mbak telfon nanti

Hape ku berdering, 14.05 WIB
Mbak Era : “Assalamualaykum. Halo Winda sayang....”
Winda : “Waalaykumsalam. Iya Mbak Era.”
Mbak Era : “Kaifa haluk dek?”
Winda : “Bil khoir mbak..”
Mbak Era : “Oya, ada apa tadi, katanya mau curhat ?”
Winda : “Iya nih mbak, sedang galau karena teman”
Mbak Era : “Oh ya? Winda bisa galau juga??”
Winda : “Eh, Winda manusia juga lah mbak, hihihihi”
Winda : “Mbak, memangnya beda ya proses pengkaderan tiap kampus? Kok temanku tidak bisa tersibhghah sih mbak? Kata mbak dulu, manusia itu punya dua kecenderungan, baik dan buruk, dan sebenarnya secara fitrah manusia suka dengan yang baik kan mbak?”

Mbak Era : “Iya bener, wah, udah jadi mentor senior nih rupanya, trus masalahnya apa dek? Tentu saja pengkaderan tiap kampus akan berbeda...”

Winda : “Mbak Era pasti sangat hafal dengan cerita tentang kakak yang sering Winda ceritakan.. kakak sekarang benci Winda Mbak...karena dia pernah mengalami hal yang tidak enak dengan orang seperti kita, para jilbaber. Kebetulan sempat Winda menitipkan kakak di teman SKI yang kuliah di universitas yang sama dengan kakak, awalnya kakak sangat enak diajak ngaji dan ikut kajian, tapi suatu saat dia sudah tidak mau lagi Mbak, bahkan untuk diajak sholat jamaah pun dia tidak mau, dan mbak tahu? Setiap kali ada berita miring tentang Islam dan lainnya, pasti kakak sms Winda dan menyamakan kegiatan Winda sekarang dengan hal tersebut.”

Mbak Era : “Dek, yang namanya hidayah itu tidak bisa muncul di setiap orang, kalaupun masih belum muncul sekarang dan dia memusuhi kita, sikap terbaik adalah membalas nya dengan yang lebih baik, anti sudah cari tahu awal mula kakak anti itu menjauh?”

Winda : “Itu Mbak yang mau Winda cari tahu...”
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Sebulan setelah Winda menghubungi Mbak Era, Winda menepati janjinya untuk pulang.
Sepanjang perjalanan dia terus menerus mengirim sms pada kakak.
Namun tidak kunjung dibalas.
Hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengunjungi rumah kakak terlebih dahulu.

Sesampainya di rumah kakak, Winda hanya menerima sepucuk surat yang dititipkan kakak kepada bibinya.
“Kakak keluar rumah, gak tahu baliknya kapan, nanti bibi sampaikan kalo Winda kesini”, ujar Bibi.
“Terima kasih Bi, Wassalamualaikum...,” Winda menjawabnya dan pamit pulang.

Di rumah, Winda membaca surat tersebut,

Teruntuk : Adek Winda

Assalam Wr. Wb.
Winda sorry, aku ndak bisa nemuin kamu. Maafkan juga mungkin beberapa waktu kamu juga tidak bisa menghubungi aku Win. Kakak hanya berpesan kamu jangan dekat2 dengan para jilbaber, jangan sampai kamu mengalami hal yang sama dengan kakak. Kakak sayang Winda...
Mungkin kamu penasaran kenapa kakak sangat benci mereka, mereka tidak punya hati Win, mereka pemaksa, mereka tidak menghargai kakak mu ini. Mungkin kamu akan percaya mungkin pula tidak,
Kamu tahu kalau kakak sebenarnya sangat nyaman ketika pertama kali mereka ajak ngaji, dan kamu pun tahu itu, namun ada seorang senior yang tinggal serumah dengan kakak yang sangat kakak benci. Dia selalu memarahi kakak terang-terangan di depan teman2, tentang tingkah laku kakak yang memang berbeda dengan mereka, kakak tahu itu salah, namun tolong berilah waktu kakak untuk berubah, bukan dengan memaksa seperti itu. Bahkan yang paling kakak benci ketika kakak dikucilkan, tidak dianggap, hanya karena kakak berbeda. Lantas kenapa dulu mau menerima kakak jika akhirnya mereka menyakiti seperti ini?
Dan banyak hal lainnya Win yang tidak mungkin kakak ceritakan, kakak anggap Winda berbeda, Winda baik dan pengertian. Berbeda dengan para jilbaber itu, meskipun kamu sekarang sudah lebih condong ke mereka. Maaf atas sms kakak selama ini, namun kakak akan terus mengsms untuk mengingatkan Winda, bahwa mereka itu jahat, hati-hati ya Win...

Wassalam Wr. Wb.

Rensyana Inda
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

“Begitulah mbak....,” Winda bercerita kepada Mbak Era

Iya dek, memang kadang ada beberapa da’i yang tidak sabar memanen hasil dakwahnya. Mereka inginnya objek dakwah mereka langsung berubah, mereka mengabaikan kondisi dasar objek dakwah mereka. Tapi sekali lagi hidayah juga berperan disini dek, ketika Allah memilih kita menjadi pejuang dakwahNya, jagalah itu, karena juga tidak semua orang bisa merasakan manisnya amanah, manisnya halaqah, manisnya ukhuwah....” ujar Mbak Era

Sayang saja Mbak, kakak tidak ikutan,”, Winda menghela nafasnya.

Siapa bilang? Ni anti juga gak sabaran ternyata...
Dekatilah lagi dek, jangan biarkan hidayah Allah menjauh justru karena adanya kita, salahnya kita dalam menggunakan pendekatan. Inipun berlaku untuk adek-adek anti juga. Pahamilah mereka dengan cara yang mereka mau, bahasa mereka dan ketika memang mereka baru mengenal Islam dari awal, temanilah mereka tanpa lelah, karena mungkin saja dari situlah dia merasakan ukhuwah, merasakan indahnya Islam...”
Kadang kala kita memang lelah, banyak sekali yang hars dipikirkan, namun kedekatan kitalah kuncinya, sembari mendoakan di sela sholat-sholat kita. Dan jangan seringkali mempersulit, permudahlah mereka, ajarkan dari hal-hal kecil dan sama, jangan malah mencari perbedaan, karena hakikatnya Islam harus mendahulukan yang pokok, bukan cabangnya dulu. Insyaallah anti sudah sangat paham tentang itu dek...”, jelas Mbak Era panjang lebar.

Iya Mbak, jazakillah atas bantuannya, coba kalau kakak Rensy kenalnya ma Mbak Era, pasti gak gini, hehe...”, Winda mengakhiri telpon nya siang itu. “Wassalamualaikum Mbak...”

“Waalaikumsalam warahmatullah... InsyaAllah dengan kenal anti malah nanti akan lebih baik dari mbak...”.jawab Mbak Era.

---- Dan memang dari puluhan atau ratusan orang yang ingin kita dekati agar ikut serta dalam dakwah ini, tidak semuanya akan lolos saringan Allah, tapi bukan tugas kita memilih yang mana yang lolos dan mana yang tidak. Kita hanya perlu berbuat yang terbaik buat mereka. Hingga nanti Allah sendiri yang akan memilihkan mereka untuk kita. Perkuatlah diri senantiasa dengan sabar dan sholat ----


************************************ END *********************************


Komentar

Mari Budayakan Baca dan Tulis Hingga Akhirnya Memberikan Kemanfaatan Untuk Orang Lain. Powered by Blogger.

Kategori Nazz

Blogger Spirit !!

JANGAN PERNAH MENGANDALKAN KEMAMPUAN ORANG LAIN DALAM MELAKUKAN KEBAIKAN, LAKUKAN AMAL SEKECIL APAPUN, DAN SENANTIASA MANFAATKANLAH WAKTU...
MQy16052012