20 April 2013
Manyar Tegal kembali ceria, karena saya datang kesana, hehehe *sokyes!!
Dengan bahasan yang berbeda, kali ini Sekolah Ibu akan membahas tema kesehatan, spesifiknya mengenai kesehatan gigi dan akupuntur.
Awalnya bahas dua hal tadi, tapi karena ada miskom dengan pihak ketiga (connector.halah :D) akhirnya cuma bahas kesehatan gigi aja, tapi ibu-ibu yang pertanyaannya melebar kemana-mana.
Diskusi santai pun mengalir, mulai dari demo replika gigi dan diskusi 'berapa kali gosok gigi sehari'??. Yap, ternyata gosok gigi minimal dua kali sehari, nah waktunya ini yang berbeda tiap orang. Paling bagus saat setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Mayoritas ibu-ibu menjawab setelah bangun tidur. Oh no, ternyata tidak baik, jika setelah sarapan tidak gosok gigi lagi, karena kita akan gosok gigi lagi baru pukul 10-11 malam (mau tidur) maka kasian sekali gigi kita tertempeli berbagai kotoran, hiiii...akan memudahkan rusaknya gigi kita. Namun ternyata gosok gigi juga tidak boleh keseringan, bukan karena frekuensinya, tapi karena kebiasaan masy kita yang menggosok dengan keras dan kasar, gigi kita berpotensi mengalami penurunan (alias gusinya naik dan gigi yang tampak semakin banyak, mendekati akar gigi) nah ini yang bahaya, karena gigi mudah goyang.
Berlanjut dengan tanya jawab, mengenai gigi berlubang yang ngilu misalnya, bisa pakai garam dan masukkan di lubang gigi tersebut (hanya untuk mengurangi ngilu, segera bawa ke dokter setelahnya) atau yang lebih dianjurkan dengan air gaman kental dan rada panas, bagus banget buat ngurangin sakitnya. Jadi inget adek saya yang punya problem gigi, bisa dipraktekin nih Bro Atmaja :D
Beberapa hasil tanya jawab yang bisa saya sarikan mengenai kesehatan gigi anak :
1) Jika gigi anak tumbuh dobel (gingsul) segera di cabut, karena mempengaruhi pertumbuhan gigi normal (tempat tumbuh tidak cukup (gusi) dan giginya pun tidak akan tumbuh normal) hehe berarti tidak selamanya gingsul cantik ya? #alibi
2) Saat anak-anak, gigi yang lobang, dibiarkan saja, jika tak sakit tidak perlu di cabut, karena berpengaruh terhadap luas gusi nantinya. (Saat dicabut paksa, gusi akan mengerut, mengecil dari ukuran biasanya, sehingga gigi yang nantinya tumbuh tidak akan mendapat tempat yang cukup)
3) Bagi yang memberikan dot, jangan biasakan (jangan dikasih dot maksudnya, jika terpaksa, jangan biasakan nge-dot sambil tiduran, minumkan saja dengan gelas. Kenapa? karena ketika nge-dot anak kecil biasanya tertidur dan genangan susu akan terkumpul di mulutnya, padahal susu dalam air liur akan berubah menjadi asam yang akan merusak gigi. Wah emang butuh tenaga ekstra jadi ibu ya...
4) Gigi bersifat herediter (bentuk gigi dan gusinya). Bisa jadi gigi ayah besar dan gusi luas, sedangkan sang ibu giginya kecil dengan gusi yang kecil juga. Dari orang tua seperti itu, bisa saja kemungkinan terlahir anak dengan gigi besar (kayak ayah) tapi gusinya kecil (kayak ibunya) nah inilah yang kadang menimbulkan masalah kesehatan gigi. Rajin saja memeriksa kesehatan gigi buah hatinya :). Hubungan nya juga dengan asupan selama masa kehamilan, calon ibu harus banyak mengkonsumsi makan sehat, good mood dan mendekatkan diri pada Nya. #niceinfo
Selanjutnya ke per-akupunturan :D
Manyar Tegal kembali ceria, karena saya datang kesana, hehehe *sokyes!!
Dengan bahasan yang berbeda, kali ini Sekolah Ibu akan membahas tema kesehatan, spesifiknya mengenai kesehatan gigi dan akupuntur.
Awalnya bahas dua hal tadi, tapi karena ada miskom dengan pihak ketiga (connector.halah :D) akhirnya cuma bahas kesehatan gigi aja, tapi ibu-ibu yang pertanyaannya melebar kemana-mana.
Diskusi santai pun mengalir, mulai dari demo replika gigi dan diskusi 'berapa kali gosok gigi sehari'??. Yap, ternyata gosok gigi minimal dua kali sehari, nah waktunya ini yang berbeda tiap orang. Paling bagus saat setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Mayoritas ibu-ibu menjawab setelah bangun tidur. Oh no, ternyata tidak baik, jika setelah sarapan tidak gosok gigi lagi, karena kita akan gosok gigi lagi baru pukul 10-11 malam (mau tidur) maka kasian sekali gigi kita tertempeli berbagai kotoran, hiiii...akan memudahkan rusaknya gigi kita. Namun ternyata gosok gigi juga tidak boleh keseringan, bukan karena frekuensinya, tapi karena kebiasaan masy kita yang menggosok dengan keras dan kasar, gigi kita berpotensi mengalami penurunan (alias gusinya naik dan gigi yang tampak semakin banyak, mendekati akar gigi) nah ini yang bahaya, karena gigi mudah goyang.
Berlanjut dengan tanya jawab, mengenai gigi berlubang yang ngilu misalnya, bisa pakai garam dan masukkan di lubang gigi tersebut (hanya untuk mengurangi ngilu, segera bawa ke dokter setelahnya) atau yang lebih dianjurkan dengan air gaman kental dan rada panas, bagus banget buat ngurangin sakitnya. Jadi inget adek saya yang punya problem gigi, bisa dipraktekin nih Bro Atmaja :D
Beberapa hasil tanya jawab yang bisa saya sarikan mengenai kesehatan gigi anak :
1) Jika gigi anak tumbuh dobel (gingsul) segera di cabut, karena mempengaruhi pertumbuhan gigi normal (tempat tumbuh tidak cukup (gusi) dan giginya pun tidak akan tumbuh normal) hehe berarti tidak selamanya gingsul cantik ya? #alibi
2) Saat anak-anak, gigi yang lobang, dibiarkan saja, jika tak sakit tidak perlu di cabut, karena berpengaruh terhadap luas gusi nantinya. (Saat dicabut paksa, gusi akan mengerut, mengecil dari ukuran biasanya, sehingga gigi yang nantinya tumbuh tidak akan mendapat tempat yang cukup)
3) Bagi yang memberikan dot, jangan biasakan (jangan dikasih dot maksudnya, jika terpaksa, jangan biasakan nge-dot sambil tiduran, minumkan saja dengan gelas. Kenapa? karena ketika nge-dot anak kecil biasanya tertidur dan genangan susu akan terkumpul di mulutnya, padahal susu dalam air liur akan berubah menjadi asam yang akan merusak gigi. Wah emang butuh tenaga ekstra jadi ibu ya...
4) Gigi bersifat herediter (bentuk gigi dan gusinya). Bisa jadi gigi ayah besar dan gusi luas, sedangkan sang ibu giginya kecil dengan gusi yang kecil juga. Dari orang tua seperti itu, bisa saja kemungkinan terlahir anak dengan gigi besar (kayak ayah) tapi gusinya kecil (kayak ibunya) nah inilah yang kadang menimbulkan masalah kesehatan gigi. Rajin saja memeriksa kesehatan gigi buah hatinya :). Hubungan nya juga dengan asupan selama masa kehamilan, calon ibu harus banyak mengkonsumsi makan sehat, good mood dan mendekatkan diri pada Nya. #niceinfo
Selanjutnya ke per-akupunturan :D
Singkatnya menurut Om Wiki, akupuntur (Bahasa Inggris: Acupuncture; Bahasa Latin: acus, "jarum" (k benda), dan pungere, "tusuk" (k kerja)) atau dalam Bahasa Mandarin standard, zhēn jiǔ (針灸 arti harfiah: jarum - moxibustion) adalah teknik memasukkan atau memanipulasi jarum ke dalam "titik akupunktur"
tubuh. Menurut ajaran ilmu akupunktur, ini akan memulihkan kesehatan
dan kebugaran, dan khususnya sangat baik untuk mengobati rasa sakit.
Definisi serta karakterisasi titik-titik ini di-standardisasi-kan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) [1]. Akupunktur berasal dari Tiongkok dan pada umumnya dikaitkan dengan Obat-obatan Tradisional Tiongkok. Bermacam-macam jenis akupuntur (Jepang, Korea, dan Tiongkok klasik) dipraktekkan dan diajarkan di seluruh dunia.
Titik ini yang disebut dengan meridien (atau juga disebut 'chi'),
Dalam diskusi singkat kami, dengan seorang dokter gigi yang kebetulan beliau menekuni pengobatan akupuntur ini, terdapat banyak lendir (slum) dalam tubuh manusia. Tentu saja hal ini buruk maksudnya, mengapa? ya karena slum yang dimaksud disini adalah lendir yang menyebabkan terganggunya sistem tubuh. Usut punya usut, penyebab munculnya si slum ini karena makanan yang tidak sehat. Terbanyak merupakan perpaduan dari air dingin (es) dan gorengan, apalagi jika seseorang tersebut berada di ruangan AC. Wah...akan mempercepa timbulnya si slum tadi.
Cara terbaik untuk sehat memang sebisa mungkin menghindari air dingin, bahkan jika perlu kta membiasakan air hangat setelah makan. Coba pikirkan saja, gorengan dan berbagai macam lemak tentunya akan menggumpal jika bertemu dengan air dingin, dan pastinya dia tidak akan diserap sempurna, justru menggumpal dan menyumbat berbagai sistem tubuh kita, misal saja pembuluh darah kita.
Disini juga dibahas berbagai penyebab sakit lainnya, yaitu angin, slum (yang kita bahas di atas) dan juga toxin.
Memang tidak dibahas lengkap sih, karena keterbatasan waktu pada hari itu.
Namun beberapa poin lagi yang dapat saya tangkap mengenai pengobatan dengan air.
Misalkan begini, kita memiliki anak yang sakit atau tidak enak badan. Jika masih bayi, cukup dengan mengoleskan air (tanpa apapun)ke sepanjang tulang belakangnya. Berkali kali dan berkali kali diulang. Begitupun jika dialami oleh orang dewasa. Uniknya jika terapi ini diterapkan rutin ke bayi, akan mempercepat pertumbuhannya. Hmm... saya jadi ingin tahu secara ilmiahnya seperti apa ya??
Selanjutnya mengenai sumber penyakit yang bukan agen fisik, yaitu agen ruh (??). Ya benar, sumber sakit kita terutama di dalam hati. Pembicara berulang kali menyampaikan betapa pentingnya menjaga kesehatan hati. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, segumpal daging yang jika dia baik maka baiklah seluruh badan, namun jika dia buruk maka demikianlah seluruh badannya. Awalnya dari hati dan didukung dengan makanan serta gaya hidup yang tidak sehat, maka jadilah tubuh kita sasarannya.
Dalam sesi tanya awab terakhir, ditekankan pentingnya bersabar, ya bersabar..
Bersabar itu tiada berbatas, jikalah berbatas, berarti belumlah sabar namanya..
Dengan sabar, kita bisa menerima takdir, menerima mungkin kesakitan dari orang lain, menerima rizki dengan lapang (nrimo ing pandum) dan ternyata orang yang pernah menyakiti kita sebenarnya dirinya sendiri sedang sakit. Dan mereka hanya melampiaskannya ke salah satunya mungkin kita, jadi bersyukurlah karena kita masih di 'lampiasi' berarti kondisi kita masih lebih baik darinya.
Alhamdulillah, demikian Sekolah Ibu bulan April ini.
Next meeting, May 11, 2013. InsyaAllah...