Tiba-tiba ingin membuat tulisan tentang #Remunerasi, karena beberapa bulan terakhir ketiban sampur buat koordinir (baca : ngurus) ini di kantor, nyambung sih sebenarnya dengan disiplin ilmu, tapi sangat sedikit, itu pula di penjurusan yang sangat gak disukai...hehe AKK. Tapi saat di dunia kerja, sapa juga yang mau beri kita nilai dalam bentuk IPK, asalkan kerjaan beres, bagus. Nah, akhirnya belajar lagi. Ibarat orang mau pergi, seharusnya tau mau kemana, dasar karena deadline, dikerjain saja seselesai-selesainya, tanpa tahu apa itu #Remunerasi.
Karena semakin lama makin banyak yang tanya, akhirnya nyoba copas dari http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/10/11/materi-kuliah-remunerasi/ yang ternyata Remunerasi berdasarkan
kamus bahasa Indonesia artinya imbalan atau gaji. Dalam konteks
Reformasi Birokrasi, pengertian Remunerasi, adalah penataan kembali
sistem penggajian yang dikaitkan dengan sistem penilaian kinerja.
Pantas saja banyak sekali poin yang harus dinilai.... ngrekap dan ngrekap...
Dan tahukah....???
Ternyata setelah diterapkan menimbulkan banyak polemik, contoh kasus lokal.
Bermula dari sistem yang belum rapi dan memang baru saja diterapkan sih, jadinya banyak sekali pro dan kontra. Kecurigaan pada ketidaktransparan dan adanya lobi-lobi untuk meningkatkan nilai seseorang saja. Lah, karena tujuan utama yg dibagi (uang) sudah menumpuk di rekening kantor dan orang2 sudah kelamaan juga gak nerima pendapatan dari sini, akhirnya dibagilah uang tadi.
Awalnya secara teori mereka tidak mempermasalahkan, bahkan sangat : SEPAKAT dengan penghitungan dan sistem pembagian nya. tapi ternyata seteah keluar nominal per orang...nah..disinilah pro kontra itu bermula.
Orang yang 'terlihat' gak ngapa-ngapain ehh dapetnya tertinggi, sedangkan yang stand by dari pagi-sore dan 'kerja beneran' cuma dapet dikit. Ini salahnya dimana sih?? (masih ditelusuri, sama org2 atas).
Mulailah ribut-ribut antar orang, ibarat minum air laut, begitulah uang. Semakin banyak diminum air lautnya, makin haus, semakin banyak uang yang diterima, makin berasa kurangnya.
Yah,,,yang dapet dikit protes, yg dapet banyak (awalnya saya kira akan diem saja dan menerima, toh udah dapat paling banyak, eh ternyata salah kira, malah bilang, seharusnya saya tidak segini, masih kurang ini...toooeenngg...!!) namanya juga : UANG...
Perdebatan pun terjadi, di bagian lain ternyata tidak mengalami hal serupa, mereka justru dibagi rata, wah enak nih yang jadi koordinator nya kalau gini. Perdebatan pun terjadi dan mereka saling menyalahkan, padahal seharusnya dibicarakan bareng, haahh,, tapi karena sungkan mau 'berkoar' dalam rapat staf, akhirnyalah terjadi perang dingin sekali brrr..... dan yang paling kena getah adalah rakyat jelata...
Begitulah, saya rasa menangani hal demikian (pembagian uang) seharusnya sebagai berikut :
SISTEM YANG JELAS DAN TERJELASKAN
Sistem yang dibuat hendaknya sudah sangat matang dan di presentasikan di depan semua orang yang terlibat (baca : dapet bagian uang). Harus benar2 dipahamkan dan dibuat komitmen menerapkannya. Buat mereka percaya dengan sistem tersebut, percaya bahwa rejeki tiap orang tidak akan kemana (tepat sasaran).
TRANSPARAN
Transparan meliputi input penilaian, jumlah uang, perincian penggunaan uang, dsb.
INFORMATIF
Bagian yang menangani hendaknya informatif dan harus sabarrr ngeladeni pertanyaan rumit dan detail, bahkan labrakan dari orang2 yang terlahir dengan emosional tinggi. Harus siap juga dipanggil jadi pembicara (presentator) ke orang2 agar mereka paham dan tidak terjadi keributan lagi.
TEGAS dalam MEMUTUSKAN
Ketika ada permasalahan dan diambil penyelesaian bersama, diusahakan keputusan dijalankan sesuai dengan hasil rapat dan tidak memberi celah penyimpangan. Bertindak tegas dalam memberikan sanksi ataupun meluruskan hal yang salah.
TEAM yang SOLID
Tentunya tidak akan bisa dikerjakan sendirian, sudah pasti ada beberapa orang yang terlibat dan kompeten di bidang ini. Tim inilah yang harus solid mengawal jalannya remunerasi, koordinasi dan seiya sekata dalam memberikan putusan terjadap suatu hal. Saling mendukung dan mencari solusi bersama, bukan justru menyalahkan tanpa ada tindak lanjut untuk meluruskan.
KETELITIAN dan BISA BEKERJA DIBAWAH TEKANAN
Sudah pasti dua hal ini harus ada dalam diri setiap anggota tim, karena salah titik, koma, satu angka, bisa berarti mengulang dari awal dan mendapat kado 'semprotan'. Maka dari itu perlu orang yang sersan, serius tapi santai, tekanan (pressing) tidak berarti buat dirinya...
Ada yang mau menambahi lagi ???